Tuesday, July 28, 2015

:: 11 Cara Membesarkan Putra dan Putri Anda :: Di setiap periode tumbuh kembang anak, orang tua dituntut untuk lebih peka daripada saat mereka masih belum memiliki anak. Kepekaan orang tua berbeda-beda seiring waktu perkembangan anak, contohnya ketika anak-anak masih bayi orang tua mau tidak mau harus waspada dan hati-hati dalam merawat dan memperlakukan tubuhnya yang lemah, ketika anak usia balita dan belum bisa berbicara sewaktu dia tidak aktif orang tua harus curiga apa yang sedang terjadi dengan anaknya apakah dia sedang sakit atau sedang mengalami suatu masalah, kemudian ketika anak-anak beranjak remaja kepekaan orang tua perlu diasah dengan lebih tajam lagi untuk memahami karakter dan minat mereka. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan tantangan dan tekanan, masa peralihan dari anak-anak menuju remaja menjadi beban tersendiri khususnya bagi para remaja. Tuntutan-tuntutan dalam hidup yang semakin banyak dan berat membuat anak-anak harus berusaha keras keluar dari keadaan nyaman menuju ke keadaan tidak nyaman, hal inilah yang bila tanpa bimbingan orang tua maka anak-anak bisa mengalami disorientasi dalam kehidupan dengan kata lain anak-anak dapat mengalami suatu keadaan yang bisa disebut sebagai krisis keteladanan. Saya masih teringat masa kanak-kanak saya yang cukup menyenangkan, namun tidak ketika saya memasuki masa remaja. Saya sangat membenci masa remaja saya, saya membenci teman-teman saya yang suka menggertak saya. Hubungan orang tua saya sewaktu saya masih remaja juga tidak harmonis, pertengkaran selalu saja terjadi bahkan untuk alasan yang tidak saya mengerti waktu itu. Saya hanya memiliki sosok seorang nenek yang sangat mengasihi saya, meski beliau buka nenek kandung saya, tapi kasih beliau kepada saya melebihi kasih yang orang tua saya berikan kepada saya. Karena dukungan dari beliaulah saya bisa bertahan dan melewati masa-masa remaja yang sulit itu. Saya menyadari bahwa krisis keteladanan hampir mungkin dialami oleh banyak remaja saat ini tidak hanya saya waktu itu. Para remaja tersebut berjuang dan berusaha keras mengatasi sendiri permasalahan mereka, para remaja jika di dalam keluarganya tidak mendapatkan sosok atau figur yang patut dan layak untuk diteladani, maka mereka akan mencari figurnnya di luar. Inilah awal dari permasalahan yang lebih besar. Kadang-kadang para remaja mendapatkan sosok panutan yang salah, para remaja meniru publik figur tertentu agar dapat dikatakan , para remaja terpaksa harus melakukan sebuah kebiasaan tertentu yang dia tahu itu dapat merusak dan membahayakan tubuhnya seperti merokok, mengkonsumsi narkoba atau alkohol agar diterima oleh komunitasnya. Seiring waktu akhirnya mereka tumbuh menjadi seorang dewasa yang tidak matang, sulit mengontrol emosi dan pemarah, puncak dari pada permasalahannya adalah mereka terlibat perkara hukum. Lalu sebuah pertanyaan dilontarkan, itu semua kesalahan siapa, apakah orang tua yang melahirkannya atau si anak sendiri? Menjawab pertanyaan tersebut agaknya sangat sulit bagi saya untuk menjelaskannya, namun peran serta dari kedua belah pihak menentukan jawabannya. Semua anak dilahirkan dengan kepolosan, seiring waktu pertumbuhannya mereka sedikit demi sedikit belajar dan meniru apa yang dilihat dan dialaminya. Oleh karena itu tidak hanya usaha dari si anak sendiri, peran serta orang tua dalam proses pengasuhan dan situasi keluarga serta masyarakat menentukan akan menjadi seperti apa si anak kelak. Saya teringat ketika masih bersekolah dulu, di dinding kantor kepala sekolah ada sebuah tulisan besar yang sangat bagus berisikan 11 kalimat bijaksana tentang cara mendidik anak. Dari kalimat-kalimat tersebut yang entah oleh siapa ditulis saya banyak belajar, bahwa perkembangan seorang manusia menuju ke kedewasaan yang matang membutuhkan bantuan dan partisipasi dari banyak pihak. Sebagai orang tua yang oleh Tuhan diberikan mandat dan kepercayaan untuk melahirkan anak-anak dan mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna, tidak ada salahnya jika Anda meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan kalimat-kalimat tersebut: Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, dia akan belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, dia akan belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, dia akan belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, dia akan belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia akan belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, dia akan belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, dia akan belajar menyenangi diri sendiri. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, dia akan belajar menemukan cinta dalam hidupnya. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan perlakuan sebaik-baiknya, ia akan belajar keadilan. Ada banyak orang tua di dunia ini tidak beruntung untuk memiliki keturunan, ada sebagian dari mereka berusaha dengan susah payah dan telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk bisa memiliki seorang anak. Anak adalah harta Anda yang paling berharga, oleh karena itu didik dan perlakukanlah mereka dengan sebaik mungkin, jadikanlah masa-masa pertumbuhan mereka menjadi masa-masa yang paling menyenangkan dan sulit untuk mereka lupakan sepanjang kehidupan fana mereka. Please Like and Share !! | Tips Cantik dan Sehat


:: 11 Cara Membesarkan Putra dan Putri Anda :: Di setiap periode tumbuh kembang anak, orang tua dituntut untuk lebih peka daripada saat mereka masih belum memiliki anak. Kepekaan orang tua berbeda-beda seiring waktu perkembangan anak, contohnya ketika anak-anak masih bayi orang tua mau tidak mau harus waspada dan hati-hati dalam merawat dan memperlakukan tubuhnya yang lemah, ketika anak usia balita dan belum bisa berbicara sewaktu dia tidak aktif orang tua harus curiga apa yang sedang terjadi dengan anaknya apakah dia sedang sakit atau sedang mengalami suatu masalah, kemudian ketika anak-anak beranjak remaja kepekaan orang tua perlu diasah dengan lebih tajam lagi untuk memahami karakter dan minat mereka. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan tantangan dan tekanan, masa peralihan dari anak-anak menuju remaja menjadi beban tersendiri khususnya bagi para remaja. Tuntutan-tuntutan dalam hidup yang semakin banyak dan berat membuat anak-anak harus berusaha keras keluar dari keadaan nyaman menuju ke keadaan tidak nyaman, hal inilah yang bila tanpa bimbingan orang tua maka anak-anak bisa mengalami disorientasi dalam kehidupan dengan kata lain anak-anak dapat mengalami suatu keadaan yang bisa disebut sebagai krisis keteladanan. Saya masih teringat masa kanak-kanak saya yang cukup menyenangkan, namun tidak ketika saya memasuki masa remaja. Saya sangat membenci masa remaja saya, saya membenci teman-teman saya yang suka menggertak saya. Hubungan orang tua saya sewaktu saya masih remaja juga tidak harmonis, pertengkaran selalu saja terjadi bahkan untuk alasan yang tidak saya mengerti waktu itu. Saya hanya memiliki sosok seorang nenek yang sangat mengasihi saya, meski beliau buka nenek kandung saya, tapi kasih beliau kepada saya melebihi kasih yang orang tua saya berikan kepada saya. Karena dukungan dari beliaulah saya bisa bertahan dan melewati masa-masa remaja yang sulit itu. Saya menyadari bahwa krisis keteladanan hampir mungkin dialami oleh banyak remaja saat ini tidak hanya saya waktu itu. Para remaja tersebut berjuang dan berusaha keras mengatasi sendiri permasalahan mereka, para remaja jika di dalam keluarganya tidak mendapatkan sosok atau figur yang patut dan layak untuk diteladani, maka mereka akan mencari figurnnya di luar. Inilah awal dari permasalahan yang lebih besar. Kadang-kadang para remaja mendapatkan sosok panutan yang salah, para remaja meniru publik figur tertentu agar dapat dikatakan , para remaja terpaksa harus melakukan sebuah kebiasaan tertentu yang dia tahu itu dapat merusak dan membahayakan tubuhnya seperti merokok, mengkonsumsi narkoba atau alkohol agar diterima oleh komunitasnya. Seiring waktu akhirnya mereka tumbuh menjadi seorang dewasa yang tidak matang, sulit mengontrol emosi dan pemarah, puncak dari pada permasalahannya adalah mereka terlibat perkara hukum. Lalu sebuah pertanyaan dilontarkan, itu semua kesalahan siapa, apakah orang tua yang melahirkannya atau si anak sendiri? Menjawab pertanyaan tersebut agaknya sangat sulit bagi saya untuk menjelaskannya, namun peran serta dari kedua belah pihak menentukan jawabannya. Semua anak dilahirkan dengan kepolosan, seiring waktu pertumbuhannya mereka sedikit demi sedikit belajar dan meniru apa yang dilihat dan dialaminya. Oleh karena itu tidak hanya usaha dari si anak sendiri, peran serta orang tua dalam proses pengasuhan dan situasi keluarga serta masyarakat menentukan akan menjadi seperti apa si anak kelak. Saya teringat ketika masih bersekolah dulu, di dinding kantor kepala sekolah ada sebuah tulisan besar yang sangat bagus berisikan 11 kalimat bijaksana tentang cara mendidik anak. Dari kalimat-kalimat tersebut yang entah oleh siapa ditulis saya banyak belajar, bahwa perkembangan seorang manusia menuju ke kedewasaan yang matang membutuhkan bantuan dan partisipasi dari banyak pihak. Sebagai orang tua yang oleh Tuhan diberikan mandat dan kepercayaan untuk melahirkan anak-anak dan mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna, tidak ada salahnya jika Anda meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan kalimat-kalimat tersebut: Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, dia akan belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, dia akan belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, dia akan belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, dia akan belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia akan belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, dia akan belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, dia akan belajar menyenangi diri sendiri. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, dia akan belajar menemukan cinta dalam hidupnya. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan perlakuan sebaik-baiknya, ia akan belajar keadilan. Ada banyak orang tua di dunia ini tidak beruntung untuk memiliki keturunan, ada sebagian dari mereka berusaha dengan susah payah dan telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk bisa memiliki seorang anak. Anak adalah harta Anda yang paling berharga, oleh karena itu didik dan perlakukanlah mereka dengan sebaik mungkin, jadikanlah masa-masa pertumbuhan mereka menjadi masa-masa yang paling menyenangkan dan sulit untuk mereka lupakan sepanjang kehidupan fana mereka. Please Like and Share !! Mau dapetin tips cantik dan sehat alami? Atau anda ingin memiliki tubuh langsing ideal?

Dapatkan tips-tipsnya di sini >>> Pengen Cantik

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home